BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Masyarakat
berkembang semakin kompleks. Sasaran, bidang garapan dan intervensi
pekerjaan social juga semakin luas. Globalisasi dan industrialisasi
telah membuka kesempatan bagi pekerja social untuk terlibat dalam
bidang yang relative baru. Dan tidaklah jarang terjadi adanya konflik
kepentingan antara kepentingan masyarakat umum dan kepentingan
perusahaan. Benturan kepentingan tersebut banyak terjadi baik terhadap
perusahaan besar, menengah ataupun perusahaan kecil. Bentrokan
kepentingan ini sering terjadi terutama dalam hal ditimbulkannya polusi
oleh perusahaan dalam menjalankan bisnisnya. Polusi ini dapat berupa
polusi udara, polusi air limbah, poluis suaradan bahkan polusi mental
kejiwaan. Sehingga dengan lata belakang itulah membuktkan bahwa
tanggung jawab social suatu bisnis, menjadi suatu topic yang cukup
menonjol. Perusahaan dituntut unuk lebih banyak memperhatikan
aspek-aspek social dan menerapkan etika bisnis secara jujur
Pelaksanaan
tanggung jawab social yang harus dilaksanakan oleh suatu perusahaan
menuntut diberlakukannya etika bisnis. Perusahaan yang tidak
memperhatikan kepentingan umum dan kemudian menimbulkan gangguan
lingkungan akan dianggap sebagai bisnis yang tidak etis. Dorongan
pelaksanaan etika bisnis itu pada umumnya dating dari luar yaitu dari
lingkungan masyarakat. Problem-problem social seperti kebersihan kota,
kesehatan lingkungan, ketertiban masyarakat, pelestarian lingkungan
alam dan sebagainya, mendorong perusahaan untuk melakukan kegiatan
bisnisnya seiring dengan terciptanya kondisi tersebut.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Dalam makalah ini, ada beberapa materi yang akan di bahas yaitu :
1. Apa definisi tanggung jawab social perusahaan?
2. Apakah alasan yang mempengaruhi dilakukannya tanggung jawab social dalam suatu perusahaan?
3. Apa saja klasifikasi masalah social yang mendorong tanggung jawab social dalam suatu perusahaan?
4. Apakah manfaat dari dilakukannya tanggung jawab social dalam suatu perusahaan (internal & eksternal) ?
5. Bagaimana bentuk-bentuk tanggung jawab social dalam suatu perusahaan?
1.3 TUJUAN
Adapun beberapa tujuan dari penyusunan makalah ini, yaitu untuk ;
1. Mengetahui definisi tanggung jawab social perusahaan.
2. Mengetahui aspek-aspek yang mempengaruhi dilakukannya tanggung jawab social dalam suatu perusahaan.
3. Mengetahui klasifikasi masalah social yang mendorong tanggung jawab social.
4. Mengetahui manfaat dari dilakukannya tanggung jawab social dalam suatu perusahaan (internal & eksternal).
5. Mengetahui bentuk-bentuk tanggung jawab social dalam suatu perusahaan.
1.4 MANFAAT
Manfaat
dari pembuatan makalah ini yaitu agar mahasiswa mengetahui tentang
dorongan tanggung jawab social dalam suatu bisnis / perusahaan dan
materi lain yang ada di dalamnya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (selanjutnya dalam artikel akan disingkat CSR) adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya (namun bukan hanya) perusahaan adalah memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan.
CSR berhubungan erat dengan "pembangunan berkelanjutan",
di mana ada argumentasi bahwa suatu perusahaan dalam melaksanakan
aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak semata berdasarkan
faktor keuangan, misalnya keuntungan atau deviden melainkan juga harus berdasarkan konsekuensi sosial dan lingkungan untuk saat ini maupun untuk jangka panjang.
Pengertian
CSR sangat beragam. Intinya, CSR adalah operasi bisnis yang berkomitmen
tidak hanya untuk meningkatkan keuntungan perusahaan secara finansial,
tetapi untuk pembangunan sosial-ekonomi kawasan secara holistik,
melembaga, dan berkelanjutan. Beberapa nama lain yang memiliki
kemiripan dan bahkan sering diidentikkan dengan CSR adalah corporate
giving, corporate philanthropy, corporate community relations, dan
community development. Ditinjau dari motivasinya, keempat nama itu bisa
dimaknai sebagai dimensi atau pendekatan CSR. Jika corporate giving
bermotif amal atau charity, corporate philanthropy bermotif kemanusiaan
dan corporate community relations bernapaskan tebar pesona, community
development lebih bernuansa pemberdayaan.
Hari
ini yang menjadi perhatian terbesar dari peran perusahaan dalam
masyarakat telah ditingkatkan yaitu dengan peningkatan kepekaan dan
kepedulian terhadap lingkungan dan masalah etika. Masalah seperti
perusakan lingkungan, perlakuan tidak layak terhadap karyawan, dan
cacat produksi yang mengakibatkan ketidak nyamanan ataupun bahaya bagi
konsumen adalah menjadi berita utama surat kabar. Peraturan pemerintah
pada beberapa negara mengenai lingkungan hidup dan permasalahan sosial
semakin tegas, juga standar dan hukum seringkali dibuat hingga
melampaui batas kewenangan negara pembuat peraturan (misalnya peraturan
yang dibuat oleh Uni Eropa. Beberapa investor dan perusahaam manajemen
investasi telah mulai memperhatikan kebijakan CSR dari Surat perusahaan
dalam membuat keputusan investasi mereka, sebuah praktek yang dikenal
sebagai "Investasi bertanggung jawab sosial" (socially responsible
investing).
Strategi Pengelolaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan.
1. Strategi Reaktif
Kegiatan
bisnis yang melakukan strategi reaktif dalam tanggung jawab sosial
cenderung menolak atau menghindarkan diri dari tanggung jawab sosial.
2. Strategi Defensi
Strategi
defensif dalam tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh perusahaan
terkait dengan penggunaan pendekatan legal atau jalur hukum untuk
menghindarkan diri atau menolak tanggung jawab sosial .
3. Strategi Akomodatif
Strategi
Akomodatif merupakan tanggung jawab sosial yang dijalankan perusahaan
dikarenakan adanya tuntutan dari masyarakat dan lingkungan sekitar akan
hal tersebut
4. Strategi Proaktif
Perusahaan memandang bahwa tanggung jawab sosial adalah bagian dari tanggung jawab untuk memuaskan stakeholders. Jika stakeholders terpuaskan, maka citra positif terhadap perusahaan akan terbangun.
Berikut adalah contoh dari tindakan tidak etis atau tidak legal dalam sebuah manajemen perusahaan :
a) Penggunaan obat-obatan terlarang
b) Pencurian oleh Para Pekerja atau Korupsi
c) Konflik Kepentingan
d) Pengawasan Kualitas atau Quality Control
e) Penyalahgunaan informasi yang bersifat rahasia
f) Penyelewengan dalam pencatatan keuangan
g) Penyalahgunaan penggunaan asset perusahaan
h) Pemecatan tenaga kerja
i) Polusi Lingkungan
j) Cara bersaing dari Perusahaan yang dianggap tidak etis
k) Penggunaan pekerja atau tenaga kerja di bawah umur
l) Pemberian hadiah kepada pihak-pihak tertentu yang terkait dengan pemegang kebijakan.
2.2 Alasan Yang Mempengaruhi Dilakukannya Tanggung Jawab Sosial Dalam Suatu Perusahaan
Ada beberapa alasan yang mendorong perusahaan melaksanakan tanggung jawab sosialnya, diantaranya:
1. Alasan sosial
Perusahaan
melaksanakan CSR untuk memenuhi tangggung jawab sosial kepada
masyarakat. Sebagai pihak luar yang beroperasi di wilayah orang lain,
perusahaan dituntut untuk berlaku etis terhadap masyarakat sekitarnya.
Perusahaan harus ikut serta dalam pemenuhan kesejahteraan masyarakat
dan juga menjaga lingkungan dari kerusakan yang ditimbulkan.
2. Alasan ekonomi
Motif
perusahaan dalam melakukan CSR tetap berujung pada motif mencari
keuntungan. Perusahaan melakukan program CSR untuk menarik simpati
masyarakat dengan membangun image positif yang pada akhirnya tetap
bertujuan untuk meningkatkan profit.
3. Alasan hukum
UU
PT No.40 Pasal 74 yang berisi kewajiban pelaksanaan CSR bagi
perusahaan-perusahaan yang terkait dengan sumber daya alam memperkuat
pernyataan perusahaan melakukan CSR karena alasan hukum. CSR dilakukan
perusahaan karena adanya tuntutan yang jika tidak dilakukan akan
dikenai sanksi atau denda. Adapun isi dari pasal tersebut antara lain :
a. Ayat
1, menjelaskan bahwa perseroan menjalankan kegiatan usahanya di bidang
yang berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung
jawab sosial dan lingkungan.
b. Ayat
2, menjelaskan bahwa tanggung jawab sosial dan lingkungan itu merupakan
kewajiban perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya
perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan
dan kewajaran.
c. Ayat
3, menggariskan perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana
pasal 1 dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
4. Moralitas
Perusahaan
harus bertanggung jawab kepada banyak pihak yang berkepentingan
terutama terkait dengan nilai-nilai moral dan keagamaan yang dianggap
baik oleh masyarakat. Hal tersebut bersifat tanpa mengharapkan balas
jasa.
5. Pemurnian Kepentingan Sendiri
Perusahaan
harus bertanggung jawab terhadap pihak-pihak yang berkepentingan karena
pertimbangan kompensasi. Perusahaan berharap akan dihargai karena
tindakan tanggung jawab mereka baik dalam jangka pendek maupun jangka
panjang.
6. Teori Investasi
Perusahaan
harus bertanggung jawab terhadap stakeholder karena tindakan yang
dilakukan akan mencerminkan kinerja keuangan perusahaan.
7. Mempertahankan otonomi
Perusahaan
harus bertanggung jawab terhadap stakeholder untuk menghindari campur
tangan kelompok-kelompok yang ada didalam lingkungan kerja dalam
pengambilan keputusan manajemen.
Di
Indonesia, keberadaan peraturan ini justru membuat makna CSR semakin
bias. CSR bukan lagi sebagai tanggung jawab sosial yang bersifat
sukarela dari perusahaan bagi masyarakat sekitar namun berubah menjadi
suatu keterpaksaan. Apapun alasannya, hendaknya perusahaan tetap
berpijak pada prinsip dasar dari CSR itu sendiri.
2.3 Klasifikasi Masalah Sosial Yang Mendorong Tanggung Jawab Sosial Dalam Suatu Perusahaan
1) Penerapan Manajemen Orientasi Kemanusiaan.
Prosedur
administrasi serta jenjang kewenangan yang berbelit-belit sering
menyebabkan tekanan batin bagi para pebisnis maupun pihak lain yang
berhubungan. Hubungan yang kurang manusiawi pun kerap terjadi antara
perusahaan dengan pihak luar.
Penerapan
manajemen akan menimbulkan hubungan yang serasi, selaras, dan seimbang
antara pelaku bisnis dan dari pihak luar. Manfaat tersebut adalah,
sebagai berikut :
a. Peningkatan modal kerja karyawan yang berakibat membaiknya semangat dan produktivitas kerja.
b. Adanya partisipasi bawahan dan timbulnya rasa ikut memiliki sehingga tercipta kondisi manajemen parsitipatif.
c. Penurunan absen karyawan yang disebabkan kenyamanan kerja sebagai hasil hubungan kerja yang menyenangkan dan baik.
d. Peningkatan mutu produksi yang diakibatkan oleh terbentuknya rasa percaya diri karyawan.
e. Kepercayaan konsumen yang meningkat dan merupakan modal dasar bagi perkembangan
selanjutnya dari perusahaan.
selanjutnya dari perusahaan.
2) Ekologi dan gerakan pelestarian lingkungan.
Ekologi,
yang menitikberatkan pada keseimbangan antara manusia dan alam
lingkungannya banyak dipengaruhi oleh proses produksi. Contohnya,
maraknya penebangan hutan sebagai bahan dasar industri, perburuan kulit
ular, penangkapan ikan dengan menggunakan bahan peledak.
3) Penghematan energi.
Pengurasan
secara besar-besaran energi yang berasal dari SDA yang tidak dapat
dipengaruhi seperti batubara, minyak, dan gas telah banyak terjadi.
Kesadaran bahwa SDA tersebut tidak dapat diperbaharui telah mendorong
dilaksanakannya proses efisiensi serta mencari pengganti sumber daya
tersebut, yang diantaranya adalah pemanfaatan tenaga surya, nuklir,
angin air serta laut.
4) Partisipasi pembangunan bangsa.
Kesadaran
masyarakat pebisnis terhadap suksesnya pembangunan sangat diperlukan.
Dengan adanya kesadaran tersebut, akan membantu pemerintah untuk
menangani masalah pengangguran dengan cara ikut melibatkan penggunaan
tenaga kerja yang ada.
5) Gerakan konsumerisme.
Awal perkembangannya tahun 1960-an di Negara Barat yang berhasil meberlakukan Undang-undang Perlindungan Konsumen.
Berikut adalah Tujuan dari gerakan konsumerisme ini adalah :
a) Memperoleh perhatian dan tindakan nyata dari kalangan bisnis terhadap keluhan
konsumen atas praktek bisnisnya.
konsumen atas praktek bisnisnya.
b) Pelaksanaan strategi advertensi atau periklanan yang realistic dan mendidik serta tidak menyesatkan masyarakat.
c) Diselenggarakan panel-panel disuksi antara wakil konsumen dengan produsen.
d) Pelayanan purna jual yang lebih baik.
e) Berjalannya proses public relation (PR) yang lebih menitikberatkan pada kepuasan konsumen daripada promosi semata.
2.4 Manfaat Dilakukannya Tanggung Jawab Sosial Dalam Perusahaan
Adapun manfaat yang didapatkan akibat dari dilakukannya tanggung jawab social dalam suatu perusahaan, yaitu sebagai berikut :
l Manfaat bagi Perusahaan
Tanggung
jawab sosial perusahaan tentunya akan menimbulkan citra positif
perusahaan di mata masyarakat dan pemerintah.Manfaat bagi Masyarakat
l Manfaat bagi Masyarakat
Selain kepentingan masyarakat terakomodasi, hubungan masyarakat dg perusahaan akan lebih erat dlm situasi win-win solution.
l Manfaat bagi Pemerintah
Dalam hal ini pemerintah merasa memiliki partner dalam menjalankan misi sosial dari pemerintah dalam hal tanggung jawab sosial.
2.5 Bentuk-Bentuk Tanggung Jawab Sosial Dalam Suatu Perusahaan
Penjabaran
dari kepedulian sosial dari suatu bisnis berbentuk pelaksanaan tanggung
jawab sosial bisnis. Itu dapat dilihat bahwa semakin tinggi tingkat
kepedulian sosial suatu bisnis maka semakin meningkat pula pelaksanaan
praktek bisnis etik dalam masyarakat.
Beberapa bentuk pelaksanaan tanggung jawab sosial yang dapat kita temui di indonesia adalah sebagai berikut :
Beberapa bentuk pelaksanaan tanggung jawab sosial yang dapat kita temui di indonesia adalah sebagai berikut :
a. Pelaksanaan Hubungan Industrialis Pancasila (HIP).
Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) merupakan bentuk pelaksanaan yang telah banyak
dijalankan pengusaha dengan karyawannya dan dituangkan dalam buku. Dimana diatur
kewajiban dan hak masing-masing pihak. Beberpa contoh hak karyawan adalah seperti
cuti, tunjangan hari raya, dan pakaian kerja
dijalankan pengusaha dengan karyawannya dan dituangkan dalam buku. Dimana diatur
kewajiban dan hak masing-masing pihak. Beberpa contoh hak karyawan adalah seperti
cuti, tunjangan hari raya, dan pakaian kerja
b. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).
Penanganan limbah industri sebagai bagian dari produksi sebagai bentuk partisipasi
menjaga lingkungan
menjaga lingkungan
c. Penerapan Prinsip Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (k3)
Penekanan pada faktor keselamatan pekerja dengan mempergunakan alat-alat yang
berfungsi menjaga keselamatan, seperti topi pengaman, masker pelindung maupun yang lainnya.
berfungsi menjaga keselamatan, seperti topi pengaman, masker pelindung maupun yang lainnya.
d. Perkebunan Inti Rakyat (PIR).
Sistem perkebunan yang melibatkan perkebunan besar milik negara dan kecil milik
masyarakat. Perkebunan besar berfungsi sebagai inti dan motor penggerak perkebunan
dimana semua bahan bakunya diambil dari perkebunan kecil disekitarnya yang
berfungsi sebagai plasma.
masyarakat. Perkebunan besar berfungsi sebagai inti dan motor penggerak perkebunan
dimana semua bahan bakunya diambil dari perkebunan kecil disekitarnya yang
berfungsi sebagai plasma.
e. Sistem Bapak Angkat-Anak Angkat.
Sistem ini melibatkan pengusaha besar yang mengangkat pengusaha kecil/menengah
sebagai mitra kerja yang harus mereka bina. terkadang hal ini menyebabkan masalah
kepada pengusaha besar, oleh karena itu dibutuhkan kesadaran tinggi dalam
pelaksanaannya.
sebagai mitra kerja yang harus mereka bina. terkadang hal ini menyebabkan masalah
kepada pengusaha besar, oleh karena itu dibutuhkan kesadaran tinggi dalam
pelaksanaannya.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1. Tanggung Jawab Sosial (CSR) adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya (namun bukan hanya) perusahaan adalah memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan.
2. Ada
beberapa alasan yang mengakibatkan dilakukannya tanggung jawab social
yaitu Alasan sosial , Alasan ekonomi , Alasan hukum , Moralitas ,
Pemurnian Kepentingan Sendiri, Teori Investasi , Mempertahankan otonomi.
3. Klasifikasi tanggung jawab social dalam suatu perusahaan yaitu Penerapan
Manajemen Orientasi Kemanusiaan, Ekologi dan gerakan pelestarian
lingkungan, Penghematan energy, Partisipasi pembangunan bangsa, Gerakan
konsumerisme.
4. Tanggung
jawab social yang dilakukan dalam suatu perusahaan memberikan suatu
manfaat bagi perusahaan itu sendiri, bagi pemerintah dan bagi
masyarakat.
5. Bentuk-bentuk
tanggung jawab social dalam suatu perusahaan yaitu Pelaksanaan Hubungan
Industrialis Pancasila (HIP), Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
(AMDAL), Penerapan Prinsip Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (k3),
Perkebunan Inti Rakyat (PIR), Sistem Bapak Angkat-Anak Angkat.
3.2. Saran
Setelah membaca makalah ini diharapkan setiap orang atau mahasiswa dapat memahami materi Dorongan Tanggung Jawab Sosial Daam Suatu Bisnis serta dapat mengimplementasikan di dunia usaha.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar