APAKAH ETIKA MANAJEMEN ITU?
Etika adalah hal yang sulit di jelaskan dengan cara yang pasti. Dalam konteks umum, etika (ethics)
adalah kode prinsip dan nilai moral yang membangun perilaku seseorang
atau sebuah kelompok yang berhubungan dengan benar dan salah.
Dilema etis ( ethical dilemma)
muncul dalam situasi yang menyangkut benar atau salah ketika
nilai-nilai menjadi pertentangan.Individu yang harus membuat pilihan
etis dalam sebuah organisasi disebut agen moral. Berikut ini adalah dilema yang mungkin akan di hadapi manajer dalam sebuah perusahaan.
1. Perusahaan
anda memerlukan screening dafar pengawasan teroris untuk semua pegawai
baru, yang kurang lebih akan memakan waktu 24 jam sejak perintah itu
diberikan.
2. Sebagai
seorang manajer penjualan yang bekerja di perusahaan farmasi yang
besar, anda di minta untuk mempromosikan obat baru dengan harga 2500
dolar per dosis.
3. Perusahaan Anda berharap untuk membangun kantor cabang manufaktur yang baru di luar negeri.
4. Anda telah bekerja sama dengan manajer, yang juga merupakan teman anda, dalam sebuah proyek penting.
KRITERIA PENGAMBILAN KEPUTUSAN YANG ETIS
Manajer-manajer
yang berhadapan dengan jenis-jenis pilihan etis yang sulit ini sering
kali mendapat keuntungan dari strategis nurmatif. Etika normative
menggunakan beberapa pendekatan untuk menggambarkan nilai-nilai dalam
membimbing pengambilan keputusan yang etis.
Pendekatan Bermanfaat
Pendekatan
bermanfaat (utilitarian approach) yang di dukung oleh filsuf abad
kesembilan belas, Jeremy Bentham dan John Stuart Mill, menyatakan bahwa
perilaku moral menghasilkan kebaikan yang paling besar bagi jumlah yang
lebih besar.
Misalnya,
pendekatan bermanfaat akan meyakinkan bahwa merupakan tindakan yang
benar secara moral untuk mendorong satu orang dan membahayakannya demi
menyelamatkan lima nyawa.
Pendekatan Individualisme
Pendekatan
individualisme (individualism approach) mengatakan bahwa suatu tindakan
dianggap pantas ketika tindakan tersebut mengusung kepentingan terbaik
jangka panjang seorang individu.
Individualisme
diyakini dapat membawa kejujuran dan integritas karena individualisme
berjalan sangat baik dalam jangka yang panjang. Pembohongan dan
penipuan yang dilakukan untuk kepentingan diri dengan segera hanya akan
menyebabkan rekan bisnis berbalik membohongi dan menipu kita. Oleh
karenanya,individualisme pada akhirnya mengarah pada perilaku terhadap
orang lain yang standar perilaku yang orang-orang inginkan terhadap
mereka.
Pendekatan Hak-hak Moral
Pendekatan
hak-hak moral (moral-righ approach) menyatakan bawa umat manusia
memiliki hak asasi dan kebebasan yang tidak bias direbut oleh keputusan
satu individu.
Enam hak-hak moral harus dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan :
1. Hak persetujuan bebas
2. Hak atas privasi
3. Hak kebebasan hati nurani
4. Hak atas proses hak
5. Hak atas hidup dan keamanan
6. Hak untuk bebas berpendapat
Pendekatan Keadilan
Pendekatan keadilan
(justice approach) menyatakan bahwa keputusan moral harus didasarkan
pada standar-standar keadilan,kejujuran,dan ketidakberatsebelahan. Tiga
jenis keadilan haruslah di perhatikan oleh para manajer.
Keadilan distributife (distributive justice) mengharuskan bahwa perlakuan yang berbeda terhadap orang-orang tidaklah didasarkan pada karakteristik kesewenang-wenangan.
Keadilan procedural (procedural justice)
mengharuskan bahwa peraturan didirikan dengan adil. Peraturan harus
dengan jelas diberikan dan dijalankan secara konsisten dan tidak berat
sebelah.
Keadilan kompensasi ( compensatory justice)
mengatakan bahwa individu harus diberikan kompensasi atas cedera yang
dideritanya yang disebabkan oleh pihak yanh bertanggung jawab.
PILIHAN-PILIHAN ETIS SEORANG MANAJER
Salah satu cirri pribadi yang penting adalah tahap pngembangan moral.
Pada tingkatan prekonvensional,
setiap individu mementingkan penghargaan dan hukuman pada pihak luar
dan mematuhi pihak berwenang untuk menghindari konsekuensi yang akan
mengganggu dirinya.
Ditingkat dua yang disebut tingkatan konvensional,
orang-orang belajar untuk mengonfirmasi pengharapan akan perilaku yang
baik sebagaimana yang ditentukan oleh rekan kerja, keluarga, teman, dan
masyarakat. Memenuhi kewajiban sosial dan interpersonal adalah hal yang
penting. Kerja sama kelompok kerja adalah sikap yang dipilih untuk
mencapai tujuan orgaisasi, dan manajer menggunakan gaya kepemimpinan
yang mendorong hubungan interpersonal dan kerja sama.
Pada tingkatan poskonvensional,
individu diarahkan oleh serangkaian ilai-nilai internal yang
berdasarkan pada prinsip-prinsip keadilan dan hak internasional dan
bahkan tidak akan mematuhi peraturan atau hukum yang melanggar
prinsip-prinsip ini.
Apakah Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Itu?
Tanggung
jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility-CSR) adalah
kewajiban manajemen untuk membuat pilihan dan melakukuan tindakan yang
akan berperan terhadap kesejahteraan dan kepentingan masyarakat serta
organisasi.
Pemangku Kepentingan dalam Organisasi
Dari
sudut pandang tanggung jawab sosial, organisasi-organisasi yang
tercerahkan memandang lingkungan internak dan eksternal sebagai
beragamnya pemangku kepentingan.
Pemangku kepentingan (stakeholders) adalah kelompok apapun yang berada di dalam maupun di luar organisasi yang memiliki andil dalam kinerja organisasi.
Kinerja
organisasi memengaruhi pemangku kepentingan, tetapi pemangku
kepentingan dapat juga sangat memengaruhi kinerja dan kesuksesan
organisasi.
Dasar Piramida
Konsep dasar piramida (bottom of the pyramid concept-BOP) yang terkadang disebut juga kaki piramida, menyatakan
bahwa perusahaan dapat mengurangi kemiskinan dan penyakit sosial
lainnya, sekaligus tetap memperoleh keuntungan, dengan menjual barang
pada orang-orang termiskin di dunia.
Di bawah ini adalah contoh dari perusahaan yang telah mempraktikan aktivitas dasar piramida selama lebih dari seratus tahun:
Penjualan
Lifebuoy telah naik dengan tajam semenjak dilaksanakannya kampanye
tersebut, dengan di bantu oleh pengenalan batang sabun yang lebih kecil
seharga 5 rupe (sekitar 12 sen). Sama pentingnya, ucap kepala Hindustan
Lever Harist Manwani, kampanye ini telah mencapai sekitar 80 juta oang
miskin pedesaan dengan edukasi tentang bagaimana mencegah kematian yang
tiada gunanya.
ETIKA KETAHANAN
Ketahanan (sustainability)
mengacu pada perkembangan ekonomi yang menghasilkan kekayaan dan
memenuhi kebutuhan generasi saat ini sekaligus menjaga lingkungan agar
generasi masa depan dapat memenuhi kebutuhan mereka juga.
MENGEVALUASI TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
Model
ini mencirikan bahwa tanggung jawab sosial keseluruhan dari perusahaan
dapat di bagi ke dalam empat criteria utama: tanggung jawab ekonomi,
hukum, etika, dan kebijaksanaan. Keempat kriteria ini saling sesuai
untuk membentuk keseluruhan kemampuan perusahaan dalam bereaksi
terhadap sosial.
Kriteria pertama dari tanggung jawab sosial adalah tanggung jawab ekonomi.
Tanggung jawab ekonomi,yang paling ekstrimnya, disebut pandangan pemaksimalan keuntungan, yang diusung oleh peraih Nobel di bidang ekonomi, Milton Friedman.
Tanggung jawab hukum,
menenukan apa yang dianggap masyarakat sebagai sesuatu yang penting
berhubungan dengan perilaku yang pantas dilakukan oleh
perusahaan.Organisasi yang melanggar hukum dengan sengaja merupakan
perusahaan yang buruk dalam kategori ini.
Tanggung jawab etika terdiri
atas perilaku-perilaku yang tidak bisa ditempatkan kedalam ranah hukum
dan mungkin tidak berhubungan dengan kepentingan ekonomi perusahaan
secara langsung. Perilaku yang tidak etis muncul ketika keputusan
memungkinkan seorang individu atau sebuah perusahaan untuk mendapat
keuntungan dengan mengorbankan orang lain atau seluruh masyarakat.
Tanggung jawab diskresionari (discretionary responsibility)
benar-benar bersifat suka rela dan di bimbing oleh hasrat perusahaan
untuk memberikan kontribusi sosial yang tidak dimandatkan oleh ekonomi,
hukum, atau etika. Tanggung jawab diskresinari adalah kriteria terbesar
dari tanggung jawab sosial karena aktivitasnya lebih besar dari
pengharapan masyarakat dalam kontribusi terhadap kesejahteraan
masyarakat.
MENGATUR ETIKA DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
Kepemimpinan yang beretika
berarti bahwa manajer berlaku jujur dan dapat di percaya,adil dalam
bekerja bersama pegawai dan pelanggan, dan beretika dalam kehidupan
pribadi maupun kehidupan profesionalnya.
Manajer
uga dapat menerapkan mekanisme organisasi dalam membantu pegawai dan
perusahaan untuk tetap berada di jalur yang beretika. Beberapa
mekanisme utama adalah kode etik, struktur etis, dan ukuran-ukuran yang
dapat melindungi orang-orang yang memberikan informasi tentang adanya
perilaku yang tidak patut (whistle-blower).
KODE ETIK
Kode etik (code of ethics) adalah pernyataan resmi dari nilai-nilai yang di anut oleh perusahaan yang berkaitan
Dengan
persoalan etika dan sosial; kode etik menyampaikan pada para pegawai
akan apa yang di bela oleh perusahaan mereka. Kode etik cenderung ada
dalam dua jenis:
Pernyataan yang berdasarkan prinsip
Pernyataan yang berdasarkan kebijakan
STRUKTUR ETIS
Stuktur
etis mewakili beragam system,posisi, dan program yang dapat
dilaksanakan oleh perusahaan untuk menerapkan perilaku beretika.
Komite etika (ethics commite)
adalah kelompok eksekutif yang di tunjuk untuk mengawasi etika
perusahaan. Program pelatihan etika, juga membantu pegawai untuk
mengatasi persoalan etika dan menerjemahkan nilai-nilai yang dinyatakan
dalam kode etik ke dalam perilaku sehari-hari.
Whistle-Blowing
Penyingkapan
yang dilakukan pegawai mengenai praktik-praktik illegal,amoral, atau
tidak sah yang dilakukan oleh organisasi disebut whistle-blowing.
Whistle
blower sering kali melaporkan tindakan kejahatan pada pihak luar,seperi
agen perundangan,senator,atau wartawan surat kabar.
Kasus Bisnis tentang Etika dan Tanggug Jawab Sosial
Secara
alami, hubungan antara etika dan tanggung jawab sosial perusahaan
dengan kinerja keuangannya berkaitan dengan manajer dan gelar sarjana
manajemennya. Sejumlah penelitian, yang dilakukan untuk menentukan
apakah etika dan tanggung jawab sosial yang dijunjung tinggi
meningkatkan atau menurunkan kinerja keuangan, telah memberikan
hasil-hasil yang beragam tetapi secara umum menemukan hubungan yang
positif antara tanggung jawab sosial dengan kinerja keuangan.penggunaan
sumber daya bagi etika dan tanggung jawab sosial tidak akan mencelakai
perusahaan.
Para
peneliti menemukan,misalnya, bahwa orang-orang lebih memilih untuk
bekerja di perusahaan yang menunjukkan tingkat etika dan tanggung jawab
sosial yang tinggi; karenanya, organisasi-organisasi yang beretika dan
bertanggung jawab ini dapat menarik dan mempertahankan pegawai-pegawai
yang berkualitas tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar