Minggu, 14 Oktober 2012

Artikel ETIKA dan TANGGUNG JAWAB SOSIAL

APAKAH ETIKA MANAJEMEN ITU?
Etika adalah hal yang sulit di jelaskan dengan cara yang pasti. Dalam konteks umum, etika (ethics) adalah kode prinsip dan nilai moral yang membangun perilaku seseorang atau sebuah kelompok yang berhubungan dengan benar dan salah.
Dilema etis ( ethical dilemma) muncul dalam situasi yang menyangkut benar atau salah ketika nilai-nilai menjadi pertentangan.Individu yang harus membuat pilihan etis dalam sebuah organisasi disebut agen moral. Berikut ini adalah dilema yang mungkin akan di hadapi manajer dalam sebuah perusahaan.
1. Perusahaan anda memerlukan screening dafar pengawasan teroris untuk semua pegawai baru, yang kurang lebih akan memakan waktu 24 jam sejak perintah itu diberikan.
2. Sebagai seorang manajer penjualan yang bekerja di perusahaan farmasi yang besar, anda di minta untuk mempromosikan obat baru dengan harga 2500 dolar per dosis.
3. Perusahaan Anda berharap untuk membangun kantor cabang manufaktur yang baru di luar negeri.
4. Anda telah bekerja sama dengan manajer, yang juga merupakan teman anda, dalam sebuah proyek penting.
KRITERIA PENGAMBILAN KEPUTUSAN YANG ETIS
Manajer-manajer yang berhadapan dengan jenis-jenis pilihan etis yang sulit ini sering kali mendapat keuntungan dari strategis nurmatif. Etika normative menggunakan beberapa pendekatan untuk menggambarkan nilai-nilai dalam membimbing pengambilan keputusan yang etis.

Pendekatan Bermanfaat
Pendekatan bermanfaat (utilitarian approach) yang di dukung oleh filsuf abad kesembilan belas, Jeremy Bentham dan John Stuart Mill, menyatakan bahwa perilaku moral menghasilkan kebaikan yang paling besar bagi jumlah yang lebih besar.
Misalnya, pendekatan bermanfaat akan meyakinkan bahwa merupakan tindakan yang benar secara moral untuk mendorong satu orang dan membahayakannya demi menyelamatkan lima nyawa.
Pendekatan Individualisme
Pendekatan individualisme (individualism approach) mengatakan bahwa suatu tindakan dianggap pantas ketika tindakan tersebut mengusung kepentingan terbaik jangka panjang seorang individu.
Individualisme diyakini dapat membawa kejujuran dan integritas karena individualisme berjalan sangat baik dalam jangka yang panjang. Pembohongan dan penipuan yang dilakukan untuk kepentingan diri dengan segera hanya akan menyebabkan rekan bisnis berbalik membohongi dan menipu kita. Oleh karenanya,individualisme pada akhirnya mengarah pada perilaku terhadap orang lain yang standar perilaku yang orang-orang inginkan terhadap mereka.
Pendekatan Hak-hak Moral
Pendekatan hak-hak moral (moral-righ approach) menyatakan bawa umat manusia memiliki hak asasi dan kebebasan yang tidak bias direbut oleh keputusan satu individu.

Enam hak-hak moral harus dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan :
1. Hak persetujuan bebas
2. Hak atas privasi
3. Hak kebebasan hati nurani
4. Hak atas proses hak
5. Hak atas hidup dan keamanan
6. Hak untuk bebas berpendapat

Pendekatan Keadilan
Pendekatan keadilan (justice approach) menyatakan bahwa keputusan moral harus didasarkan pada standar-standar keadilan,kejujuran,dan ketidakberatsebelahan. Tiga jenis keadilan haruslah di perhatikan oleh para manajer.
Keadilan distributife (distributive justice) mengharuskan bahwa perlakuan yang berbeda terhadap orang-orang tidaklah didasarkan pada karakteristik kesewenang-wenangan.
Keadilan procedural (procedural justice) mengharuskan bahwa peraturan didirikan dengan adil. Peraturan harus dengan jelas diberikan dan dijalankan secara konsisten dan tidak berat sebelah.
Keadilan kompensasi ( compensatory justice) mengatakan bahwa individu harus diberikan kompensasi atas cedera yang dideritanya yang disebabkan oleh pihak yanh bertanggung jawab.

PILIHAN-PILIHAN ETIS SEORANG MANAJER
Salah satu cirri pribadi yang penting adalah tahap pngembangan moral.
Pada tingkatan prekonvensional, setiap individu mementingkan penghargaan dan hukuman pada pihak luar dan mematuhi pihak berwenang untuk menghindari konsekuensi yang akan mengganggu dirinya.
Ditingkat dua yang disebut tingkatan konvensional, orang-orang belajar untuk mengonfirmasi pengharapan akan perilaku yang baik sebagaimana yang ditentukan oleh rekan kerja, keluarga, teman, dan masyarakat. Memenuhi kewajiban sosial dan interpersonal adalah hal yang penting. Kerja sama kelompok kerja adalah sikap yang dipilih untuk mencapai tujuan orgaisasi, dan manajer menggunakan gaya kepemimpinan yang mendorong hubungan interpersonal dan kerja sama.
Pada tingkatan poskonvensional, individu diarahkan oleh serangkaian ilai-nilai internal yang berdasarkan pada prinsip-prinsip keadilan dan hak internasional dan bahkan tidak akan mematuhi peraturan atau hukum yang melanggar prinsip-prinsip ini.

Apakah Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Itu?
Tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility-CSR) adalah kewajiban manajemen untuk membuat pilihan dan melakukuan tindakan yang akan berperan terhadap kesejahteraan dan kepentingan masyarakat serta organisasi.
Pemangku Kepentingan dalam Organisasi
Dari sudut pandang tanggung jawab sosial, organisasi-organisasi yang tercerahkan memandang lingkungan internak dan eksternal sebagai beragamnya pemangku kepentingan.
Pemangku kepentingan (stakeholders) adalah kelompok apapun yang berada di dalam maupun di luar organisasi yang memiliki andil dalam kinerja organisasi.
Kinerja organisasi memengaruhi pemangku kepentingan, tetapi pemangku kepentingan dapat juga sangat memengaruhi kinerja dan kesuksesan organisasi.
Dasar Piramida
Konsep dasar piramida (bottom of the pyramid concept-BOP) yang terkadang disebut juga kaki piramida, menyatakan bahwa perusahaan dapat mengurangi kemiskinan dan penyakit sosial lainnya, sekaligus tetap memperoleh keuntungan, dengan menjual barang pada orang-orang termiskin di dunia.

Di bawah ini adalah contoh dari perusahaan yang telah mempraktikan aktivitas dasar piramida selama lebih dari seratus tahun:
Penjualan Lifebuoy telah naik dengan tajam semenjak dilaksanakannya kampanye tersebut, dengan di bantu oleh pengenalan batang sabun yang lebih kecil seharga 5 rupe (sekitar 12 sen). Sama pentingnya, ucap kepala Hindustan Lever Harist Manwani, kampanye ini telah mencapai sekitar 80 juta oang miskin pedesaan dengan edukasi tentang bagaimana mencegah kematian yang tiada gunanya.

ETIKA KETAHANAN
Ketahanan (sustainability) mengacu pada perkembangan ekonomi yang menghasilkan kekayaan dan memenuhi kebutuhan generasi saat ini sekaligus menjaga lingkungan agar generasi masa depan dapat memenuhi kebutuhan mereka juga.
MENGEVALUASI TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
Model ini mencirikan bahwa tanggung jawab sosial keseluruhan dari perusahaan dapat di bagi ke dalam empat criteria utama: tanggung jawab ekonomi, hukum, etika, dan kebijaksanaan. Keempat kriteria ini saling sesuai untuk membentuk keseluruhan kemampuan perusahaan dalam bereaksi terhadap sosial.
Kriteria pertama dari tanggung jawab sosial adalah tanggung jawab ekonomi.
Tanggung jawab ekonomi,yang paling ekstrimnya, disebut pandangan pemaksimalan keuntungan, yang diusung oleh peraih Nobel di bidang ekonomi, Milton Friedman.
Tanggung jawab hukum, menenukan apa yang dianggap masyarakat sebagai sesuatu yang penting berhubungan dengan perilaku yang pantas dilakukan oleh perusahaan.Organisasi yang melanggar hukum dengan sengaja merupakan perusahaan yang buruk dalam kategori ini.
Tanggung jawab etika terdiri atas perilaku-perilaku yang tidak bisa ditempatkan kedalam ranah hukum dan mungkin tidak berhubungan dengan kepentingan ekonomi perusahaan secara langsung. Perilaku yang tidak etis muncul ketika keputusan memungkinkan seorang individu atau sebuah perusahaan untuk mendapat keuntungan dengan mengorbankan orang lain atau seluruh masyarakat.
Tanggung jawab diskresionari (discretionary responsibility) benar-benar bersifat suka rela dan di bimbing oleh hasrat perusahaan untuk memberikan kontribusi sosial yang tidak dimandatkan oleh ekonomi, hukum, atau etika. Tanggung jawab diskresinari adalah kriteria terbesar dari tanggung jawab sosial karena aktivitasnya lebih besar dari pengharapan masyarakat dalam kontribusi terhadap kesejahteraan masyarakat.
MENGATUR ETIKA DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
Kepemimpinan yang beretika berarti bahwa manajer berlaku jujur dan dapat di percaya,adil dalam bekerja bersama pegawai dan pelanggan, dan beretika dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan profesionalnya.
Manajer uga dapat menerapkan mekanisme organisasi dalam membantu pegawai dan perusahaan untuk tetap berada di jalur yang beretika. Beberapa mekanisme utama adalah kode etik, struktur etis, dan ukuran-ukuran yang dapat melindungi orang-orang yang memberikan informasi tentang adanya perilaku yang tidak patut (whistle-blower).
KODE ETIK
Kode etik (code of ethics) adalah pernyataan resmi dari nilai-nilai yang di anut oleh perusahaan yang berkaitan
Dengan persoalan etika dan sosial; kode etik menyampaikan pada para pegawai akan apa yang di bela oleh perusahaan mereka. Kode etik cenderung ada dalam dua jenis:
Pernyataan yang berdasarkan prinsip
Pernyataan yang berdasarkan kebijakan
STRUKTUR ETIS
Stuktur etis mewakili beragam system,posisi, dan program yang dapat dilaksanakan oleh perusahaan untuk menerapkan perilaku beretika.
Komite etika (ethics commite) adalah kelompok eksekutif yang di tunjuk untuk mengawasi etika perusahaan. Program pelatihan etika, juga membantu pegawai untuk mengatasi persoalan etika dan menerjemahkan nilai-nilai yang dinyatakan dalam kode etik ke dalam perilaku sehari-hari.
Whistle-Blowing
Penyingkapan yang dilakukan pegawai mengenai praktik-praktik illegal,amoral, atau tidak sah yang dilakukan oleh organisasi disebut whistle-blowing.
Whistle blower sering kali melaporkan tindakan kejahatan pada pihak luar,seperi agen perundangan,senator,atau wartawan surat kabar.
Kasus Bisnis tentang Etika dan Tanggug Jawab Sosial
Secara alami, hubungan antara etika dan tanggung jawab sosial perusahaan dengan kinerja keuangannya berkaitan dengan manajer dan gelar sarjana manajemennya. Sejumlah penelitian, yang dilakukan untuk menentukan apakah etika dan tanggung jawab sosial yang dijunjung tinggi meningkatkan atau menurunkan kinerja keuangan, telah memberikan hasil-hasil yang beragam tetapi secara umum menemukan hubungan yang positif antara tanggung jawab sosial dengan kinerja keuangan.penggunaan sumber daya bagi etika dan tanggung jawab sosial tidak akan mencelakai perusahaan.
Para peneliti menemukan,misalnya, bahwa orang-orang lebih memilih untuk bekerja di perusahaan yang menunjukkan tingkat etika dan tanggung jawab sosial yang tinggi; karenanya, organisasi-organisasi yang beretika dan bertanggung jawab ini dapat menarik dan mempertahankan pegawai-pegawai yang berkualitas tinggi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar