Senin, 16 November 2009

artikel

Kegagalan Ekonomi & bangsa Kian Rapuh

Bangsa ini harus berada di bawah payung IMF dan Bank Dunia untuk keluar dari krisis ekonomi global. Begitulah pernyataan salah seorang pejabat eselon I Departemen Keuangan dalam sebuah diskusi yang diadakan oleh Kedutaan Inggris di Jakarta beberapa waktu lalu.

Daya tarik lembaga-lembaga donor seperti IMF dan Bank Dunia tersebut betul-betul membelenggu intelektual atau ekonom Indonesia. Sampai-sampai, dalam pemahaman para ekonom neoliberal (ekonom pasar bebas) yang sekarang mengelola perekonomian, bangsa Indonesia tidak bisa hidup tanpa kehadiran IMF dan Bank Dunia. Ekonomi pasar dengan peran negara yang amat minim, akhirnya diyakini secara mentah-mentah mampu membawa kejayaan dan kemakmuran bangsa Indonesia.

Meskipun lebih dari 43 tahun Indonesia membangun perekonomian dengan prinsip pasar, sebenarnya bangsa ini terus-menerus berada pada terowongan gelap. Terbukti hingga kini, bangsa Indonesia tak jua menemukan cahaya kesejahteraan dan kejayaan yang dijanjikan para ekonom tersebut.

Bahkan, pascakrisis ekonomi 1998, di mana bangsa ini sangat getol menerapkan ekonomi pasar, kondisi perekonomian justru makin memburuk. Pelan tapi pasti, satu per satu sumber daya alam dan aset yang dimiliki rakyat Indonesia yang dianugerahkan Tuhan Yang Maha Esa, jatuh ke tangan asing.

Ekonomi neoliberal menganggap hal ini sebagai proses biasa sebagai bagian dari globalisasi dan liberalisasi ekonomi. Kenapa pertanyaan yang sama tidak mereka ajukan kepada Amerika Serikat (AS) yang menjadi panutan dan suri teladan ekonom kapitalis.

Kita tidak bisa membayangkan betapa besar kemarahan rakyat AS jika perusahaan-perusaha an keuangan, seperti Citigroup, JP Morgans, dan lain-lain, karena nyaris bangkrut dibeli oleh China. Analogi yang sama juga terjadi di Indonesia, di mana pemerintah menjual murah aset bank-bank pascakrisis.

Pertarungan Kedaulatan

Ekonomi Tim Indonesia Bangkit Iman Sugema menyatakan, pada kenyataannya ekonomi pasar yang diterapkan di Indonesia justru menghasilkan 5K, yakni kesengsaraan, kesenjangan, kemunduran, ketergantungan, dan kerentanan. Siapa pun presiden yang berkuasa bukan merupakan jawaban untuk mengatasi kesemrawutan pengelolaan ekonomi di Indonesia. Akar masalah kegagalan ekonomi bangsa ini adalah bercokolnya para ekonom pasar yang secara ugal-ugalan memfasilitasi para pemodal asing untuk menguliti bumi Indonesia dan mencabik-cabik harga diri bangsa ini.

Ekonom Universitas Gadjah Mada Revrisond Baswir menyatakan, apa yang terjadi saat ini bukan saja pertarungan ideologi pemikiran antara ekonomi neoliberal produk AS melawan ekonomi konstitusi produk para founding father’s, tetapi sudah berada pada pertarungan kedaulatan. Indonesia sama sekali tidak lagi berdaulat mengatur perekonomian nasional. Semua sektor vital sudah dikuasai asing secara merajalela.

Sektor energi, perbankan, air, dan telekomunikasi mayoritas telah dikuasai oleh asing. Dan para pembuat kebijakan ekonomi amat puas jika anak bangsa ini hanya dijadikan kaum pekerja. Padahal, menjadi pekerja dan bukan pemilik merupakan penghinaan besar terhadap harga diri dan potensi bangsa Indonesia.

Ekonom UI M Chatib Basri dalam sidang di Mahkamah Konstitusi (MK) beberapa waktu lalu menyatakan kepada para ekonom pengkritik pemerintah sebagai ekonom yang berpikiran sempit dan picik.

“Kantongi dahulu nasionalismemu”, begitu dengan lantang ia berucap. Hal ini menunjukkan betapa kuatnya dosis obat bius yang telah disuntikkan berbagai text book Fakultas Ekonomi produk neoliberalisme. Tidak ada tempat lagi bagi nasionalisme dan kedaulatan ekonomi di tengah terang benderangnya arus globalisasi. Begitulah keyakinan para ekonom yang saat ini mengelola perekonomian bangsa.

Salah Kaprah

Ichsanudin Noorsy selaku pengusung ekonomi konstitusi atau ekonomi yang mendasarkan pada warisan para pendiri negara, yakin bahwa ekonomi pasar bebas merupakan jawaban kegagalan pembangunan ekonomi Indonesia. Pemikiran bahwa nasionalisme dan kedaulatan ekonomi sudah usang merupakan penilaian salah kaprah. Saat ini krisis ekonomi global telah membuat lembaga-lembaga keuangan di AS dan negara-negara maju lain menjadi oleng, dan pemerintahan di negara-negara tersebut berjuang habis-habisan demi semangat nasionalisme.

Barrack Obama dengan lantang membuat kebijakan-kebijakan ekonomi yang melindungi kepentingan nasional, meski harus menabrak prinsip-prinsip pasar bebas sekalipun. Hal ini terlihat dari slogan-slogan agar membeli produk AS, menyelamatkan sektor-sektor perekonomian strategis dari kebangkrutan, dan kebijakan proteksi lainnya.

Namun di sisi lain, hal itu sama sekali tidak menggugah sedikit pun hati para ekonom yang mengelola perekonomian Indonesia. Mereka tetap dengan gagah berani ingin memperkuat pasar bebas di Indonesia melalui payung IMF dan Bank Dunia.

Soekarno, salah satu founding father’s bangsa kita sejak awal telah mewanti-wanti generasi penerus untuk tidak menjadikan bangsa ini sebagai bangsa kuli, atau membiarkan orang Indonesia menjadi kuli di antara para bangsa. Soekarno paham betul bahwa permasalahan terbesar bangsa ini bukan saja karena penjajahan langsung oleh bangsa lain, namun penjajahan bangsa lain dengan menjadikan elite-elite pribumi terdidik sebagai perpanjangan tangannya di negeri ini.

Minggu, 08 November 2009

neraca


Neraca per tanggal

01-Mar-08
( dalam jutaan rupiah/ Rp )




NO Perkiraan 2005 - 2006 2007 - 2008
AKTIVA :
1. saldo kas 8.000.000,- 27,752,427.-
2. Piutang Cicilan 60,188,000.- 60.000.000.-
3. Piutang Khusus 59,500,000.- 68.000.000.-
4. Modal Usaha 0 0
PASSIVA :
1. Dana Cadangan 20.000.000.- 24.170.000.-
2. Dana Pembangunan 2.500.000.- 1.500.000.-
3. Dana Sosial 4.150.000.- 1.200.000.-
4. Simpanan Sukarela 35.000.000.- 50.000.000.-
Jumah Kewajiban 61.650.000.- 76.870.000.-
Kekayaan Bersih
Simpanan Pokok 2.000.000.- 2.340.000.-
Simpanan wajib 47.500.000.- 60.720.000.-
Sisa hasil usaha (SHU) 17.600.000.- 12.800.000.-
Jumlah Pasiva 67.100.000.- 73.520.000.-

laporan modal



Laporan Permodalan



Tgl 01 Maret 2007/2008







1. Simpanan



No Simpanan Tahun 2006/2007 Tahun 2008/2009

1. Simpanan Pokok Rp. 2.000.000.- Rp. 2.350.000.-

2. Simpanan Wajib Rp. 47.500.000.- Rp. 60.720.000.-

3. Simpanan suka rela Rp. 34.700.000.- Rp. 50.000.000.-

4. Sisa Hasil Usaha
Rp. 12.800.000.-


Jumlah Simpanan
Rp. 125.870.000.-






2. Kewajiban



No Kewajiban Tahun 2006/2007 Tahun 2008/2009

1. Dana Cadangan
Rp. 24.200.000.-

2. Dana Pembangunan
Rp. 1.500.000.-

3. Dana Sosial
Rp. 1.800.000.-


Jumlah Kewajiban
Rp. 27.500.000.-






3.Pengeluaran



No Pengeluaran Tahun 2006/2007 Tahun 2008/2009

1. Biaya Konsumsi Rp. 1.500.000.- Rp. 1.200.000.-

2. Biaya Ateka Rp. 600.000.- Rp. 650.000.-

3. Biaya Tour 0 Rp. 10.100.000.-

4. Biaya lain-lain 0 0


Jumlah Pengeluaran Rp.2.100.000.- Rp.11.950.000.-


Sisa Hasil Usaha Bersih Rp. 26.005.000.- Rp. 19.700.000.-






4. Volume Pinjaman



No Volume Pinjaman Tahun 2006/2007 Tahun 2008/2009

1. Pinjaman Cicil Rp. 191.000.000.- Rp. 192.000.000.-

2. Pinjaman Khusus Rp. 105.000.000.- Rp. 120.000.000.-

3. Cicilan Pinjaman Rp. 170.500.000.- Rp. 182.000.000.-

4. Cicilan Khusus Rp. 82.000.000.- Rp.100.000.000.-

5. Piutang Pinjaman Rp 60.200.000.-. Rp. 40.000.000.-

6. Piutang Khusus Rp. 39.000.000.- Rp. 60.000.000.-


Jumlah volume
Rp. 694.000.000.-






5. Pendapatan



No Pendapatan Tahun 2006/2007 Tahun 2008/2009

1. Dari Jasa Cicilan Rp. 11.000.000.- Rp. 13.900.000.-

2. Dari Jasa khusus Rp. 19.200.000.- Rp. 21.100.000.-

3. Dari Jasa Usaha 0 0

4. Dari Jasa Bank 0 0


Jumlah Pendapatan Rp.30.200.000.- Rp. 35.000.000.-






6. Pembagian SHU



No Pembagian SHU Tahun 2006/2007 Tahun 2008/2009

1. Cadangan 20% Rp. 5.820.000.- Rp. 3.900.000.-

2. Dana Pembangunan 10% Rp.2.500.000.- Rp. 2.200.000.-

3. Dana sosial 10% Rp. 2.137.000.- Rp. 1.900.000.-

4. Dana Simpanan 30% Rp. 7.774.000.- Rp. 5.300.000.-

5. Dana Pinjaman 30% Rp. 7.774.000.- Rp. 6.400.000.-


Jumlah SHU 100% Rp. 26.005.000.- Rp. 19.700.000.-
















































































































































































































































































































































































































































































































































ekonomi koperasi

Laporan pertanggung jawaban pengurus koperasi Sekolah

1. ASPEK KELEMBAGAAN :

A. Kepengurusannya :

- Ketua : Bpk.buchori .Spd

- Sekretaris : Bpk. Agus Martono .Spd

- Bendahara : Ibu. Wiwiek Herawati . Spd

B. Job Description :

- Ketua : Menanggung Jawab seluruh Kegiatan Baik usaha maupun

Keorganisasian.

- Sekretaris : Mengatur semua urusan teknis yang berkenan dengan keorganisasian

- Bendahara : Mengatur semua urusan dana koperasi

C. Tugas dan Pertanggung jawaban :

- Ketua : menanggung jawab seluruh kegiatan baik usaha maupun

Keorganisasian.

- Sekretaris : - Menyusun Segala macam Administrasi

- Menyusun segala KDRT bersama mengurus dengan inti lainnya

- mengatur semua urusan teknis yang berkenan dengan

Keorganisasian.

- Bendahara : - Mengatur semua urusan dana koperasi

- Menyusun Buku Jurnal Harian keuangan

- Menyimpan saldo dana di bank

D. Jumlah Koperasi :

- Keseluruhan : 40 0rang

- Laki-Laki : 16 orang

- Perempuan : 24 orang

E. Berapa yang aktif dan yang tidak aktif :

- Aktif : -Pengurus dan anggotanya semua aktif

- semua suka meminjam harus sudah melunasi pinjaman sebelumnya

Sebulan sebelum meminjam.

- TIdak aktif : Tidak ada

F. Bagian Organisasi Koperasi Masa kerja berapa tahun :

- Pengurus Kerja : 3 Tahun

G. prosedur lingkungan masyarakat Koperasi :

- TIdak ada Prosedur dari lingkungan masyarakat

2. ASPEK USAHA :

A. Unit usaha simpan pinjam :

- Dana Kas :

Dengan perencanaan Program kerja koperasi akan membuat satu bidang usaha

Untuk kemajuan koperasi . sebelum usaha belum berjalan maka dana kas tersebut

Tersebut dapat dipinjamkan kepada anggota. Dengan jasa 3% setiap bulan apa bila

Di kemudian harus ada suatu bidang usaha maka dana tidak dapat dipinjamkan lagi

Lagi kepada anggota.

- Pinjaman Dana kas/khusus :

1. Anggota yang mempunyai simpanan 5 juta ke atas dapat dipinjamkan

Sebesar 4/5 juta

2. Modal anggota 3 juta ke atas dapat pinjaman 2/3 juta

3. Modal anggota 1 juta ke atas dapat pinjaman 1 juta

- Pembagian SHU bersih :

1. Untuk dana cadangan 20%

2. Untuk dana pembangunan 10%

3. Untuk dana sosial 10%

4. Untuk dana simpanan 30%

5. Untuk dana pinjaman 30%

- Pengeluaran :

1. Dana pembangunan/dana sosial untuk tahun 2005/2006 dapat disumbangkan

Sebesar Rp. 500.000.- setiap ada keperluan

2. Dana kosumsi Rp. 100.000,- setiap pertemuan/setiap bulan

3. Pembangunan SHU bersih 60% untuk anggota di simpankan ke dana sukarela

4. Perencanaan Biaya Rapat anggota/tour di perkiraan sebesar Rp. 7.000.000,-

- Angsuran Cicilan :

1. Anggota yang melunasi pinjamannya dapat mengajukan pinjaman kembali

2. anggota yang melalaikan kewajibannya baik menyimpan atau mencicil selama

2 bulan berturut-turut tanpa alasan yang jelas maka anggota tersebut meng-

Undurkan diri secara sukarela.

B. Dari Usaha Seluruhnya ini Berapa Omsetnya :

- Rp. 500.000.- per orang

- Rp. 375.000.000 per tahun

E. Usaha yang dijalankan :

- Mengalami Pekembangan :

-Koperasi sebagai organisasi ekonomi sebagaimana juga pelaku-pelaku ekonomi

Yang lain harus memperhitungkan produktifitas dan efisiensi serta efektifitas

- dapat memperjuangkannya secara bersama-sama secara serempak dan lebih

Baik.

- Mengalami Pasang Surut :

- 2 tahun terakhir belum pernah mengalami pasang surut

3. ASPEK MANAJEMEN KEUANGAN :

- Konsep Laporan Keuangan :

-Neraca Lajur :

A. Neraca ?

B. Laporan laba/rugi ?

C. Laporan Modal ?

Rabu, 21 Oktober 2009

Ekonomi Koperasi

koperasi adalah kerjasama bisa berbeda-beda tergantung dari cabang ilmunya.
fungsi-fungsi koperasi