Minggu, 14 Oktober 2012

MAKALAH DORONGAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL DALAM BISNIS

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  LATAR BELAKANG
Masyarakat berkembang semakin kompleks. Sasaran, bidang garapan dan intervensi pekerjaan social juga semakin luas. Globalisasi dan industrialisasi telah membuka kesempatan bagi pekerja social untuk terlibat dalam bidang yang relative baru. Dan tidaklah jarang terjadi adanya konflik kepentingan antara kepentingan masyarakat umum dan kepentingan perusahaan. Benturan kepentingan tersebut banyak terjadi baik terhadap perusahaan besar, menengah ataupun perusahaan kecil. Bentrokan kepentingan ini sering terjadi terutama dalam hal ditimbulkannya polusi oleh perusahaan dalam menjalankan bisnisnya. Polusi ini dapat berupa polusi udara, polusi air limbah, poluis suaradan bahkan polusi mental kejiwaan. Sehingga dengan lata belakang itulah membuktkan bahwa tanggung jawab social suatu bisnis, menjadi suatu topic yang cukup menonjol. Perusahaan dituntut unuk lebih banyak memperhatikan aspek-aspek social dan menerapkan etika bisnis secara jujur
Pelaksanaan tanggung jawab social yang harus dilaksanakan oleh suatu perusahaan menuntut diberlakukannya etika bisnis. Perusahaan yang tidak memperhatikan kepentingan umum dan kemudian menimbulkan gangguan lingkungan akan dianggap sebagai bisnis yang tidak etis. Dorongan pelaksanaan etika bisnis itu pada umumnya dating dari luar yaitu dari lingkungan masyarakat. Problem-problem social seperti kebersihan kota, kesehatan lingkungan, ketertiban masyarakat, pelestarian lingkungan alam dan sebagainya, mendorong perusahaan untuk melakukan kegiatan bisnisnya seiring dengan terciptanya kondisi tersebut.
      





1.2  RUMUSAN MASALAH
            Dalam makalah ini, ada beberapa materi yang akan di bahas yaitu :
1.      Apa definisi tanggung jawab social perusahaan?
2.      Apakah alasan yang mempengaruhi dilakukannya tanggung jawab social dalam suatu perusahaan?
3.      Apa saja klasifikasi masalah social yang mendorong tanggung jawab social dalam suatu perusahaan?
4.      Apakah manfaat dari dilakukannya tanggung jawab social dalam suatu perusahaan (internal & eksternal) ?
5.      Bagaimana bentuk-bentuk tanggung jawab social dalam suatu perusahaan?


1.3    TUJUAN
Adapun beberapa tujuan dari penyusunan makalah ini, yaitu untuk ;
1.    Mengetahui definisi tanggung jawab social perusahaan.
2.    Mengetahui aspek-aspek yang mempengaruhi dilakukannya tanggung jawab social dalam suatu perusahaan.
3.    Mengetahui klasifikasi masalah social yang mendorong tanggung jawab social.
4.    Mengetahui manfaat dari dilakukannya tanggung jawab social dalam suatu perusahaan (internal & eksternal).
5.    Mengetahui bentuk-bentuk tanggung jawab social dalam suatu perusahaan.



1.4    MANFAAT
Manfaat dari pembuatan makalah ini yaitu agar mahasiswa mengetahui tentang dorongan tanggung jawab social dalam suatu bisnis / perusahaan dan materi lain yang ada di dalamnya.



BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Definisi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (selanjutnya dalam artikel akan disingkat CSR) adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya (namun bukan hanya) perusahaan adalah memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan.
CSR berhubungan erat dengan "pembangunan berkelanjutan", di mana ada argumentasi bahwa suatu perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak semata berdasarkan faktor keuangan, misalnya keuntungan atau deviden melainkan juga harus berdasarkan konsekuensi sosial dan lingkungan untuk saat ini maupun untuk jangka panjang.
Pengertian CSR sangat beragam. Intinya, CSR adalah operasi bisnis yang berkomitmen tidak hanya untuk meningkatkan keuntungan perusahaan secara finansial, tetapi untuk pembangunan sosial-ekonomi kawasan secara holistik, melembaga, dan berkelanjutan. Beberapa nama lain yang memiliki kemiripan dan bahkan sering diidentikkan dengan CSR adalah corporate giving, corporate philanthropy, corporate community relations, dan community development. Ditinjau dari motivasinya, keempat nama itu bisa dimaknai sebagai dimensi atau pendekatan CSR. Jika corporate giving bermotif amal atau charity, corporate philanthropy bermotif kemanusiaan dan corporate community relations bernapaskan tebar pesona, community development lebih bernuansa pemberdayaan.
Hari ini yang menjadi perhatian terbesar dari peran perusahaan dalam masyarakat telah ditingkatkan yaitu dengan peningkatan kepekaan dan kepedulian terhadap lingkungan dan masalah etika. Masalah seperti perusakan lingkungan, perlakuan tidak layak terhadap karyawan, dan cacat produksi yang mengakibatkan ketidak nyamanan ataupun bahaya bagi konsumen adalah menjadi berita utama surat kabar. Peraturan pemerintah pada beberapa negara mengenai lingkungan hidup dan permasalahan sosial semakin tegas, juga standar dan hukum seringkali dibuat hingga melampaui batas kewenangan negara pembuat peraturan (misalnya peraturan yang dibuat oleh Uni Eropa. Beberapa investor dan perusahaam manajemen investasi telah mulai memperhatikan kebijakan CSR dari Surat perusahaan dalam membuat keputusan investasi mereka, sebuah praktek yang dikenal sebagai "Investasi bertanggung jawab sosial" (socially responsible investing).
Strategi Pengelolaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan.
1.      Strategi Reaktif
Kegiatan bisnis yang melakukan strategi reaktif dalam tanggung jawab sosial cenderung menolak atau menghindarkan diri dari tanggung jawab sosial.
2.      Strategi Defensi
Strategi defensif dalam tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh perusahaan terkait dengan penggunaan pendekatan legal atau jalur hukum untuk menghindarkan diri atau menolak tanggung jawab sosial .
3.      Strategi Akomodatif
Strategi Akomodatif merupakan tanggung jawab sosial yang dijalankan perusahaan dikarenakan adanya tuntutan dari masyarakat dan lingkungan sekitar akan hal tersebut
4.      Strategi Proaktif
Perusahaan memandang bahwa tanggung jawab sosial adalah bagian dari tanggung jawab untuk memuaskan stakeholders. Jika stakeholders terpuaskan, maka citra positif terhadap perusahaan akan terbangun.
Berikut adalah contoh dari tindakan tidak etis atau tidak legal dalam sebuah manajemen perusahaan :
a)      Penggunaan obat-obatan terlarang
b)      Pencurian oleh Para Pekerja atau Korupsi
c)      Konflik Kepentingan
d)     Pengawasan Kualitas atau Quality Control
e)      Penyalahgunaan informasi yang bersifat rahasia
f)       Penyelewengan dalam pencatatan keuangan
g)      Penyalahgunaan penggunaan asset perusahaan
h)      Pemecatan tenaga kerja
i)        Polusi Lingkungan
j)        Cara bersaing dari Perusahaan yang dianggap tidak etis
k)      Penggunaan pekerja atau tenaga kerja di bawah umur
l)        Pemberian hadiah kepada pihak-pihak tertentu yang terkait dengan pemegang kebijakan.

2.2  Alasan Yang Mempengaruhi Dilakukannya Tanggung Jawab Sosial Dalam Suatu Perusahaan
Ada beberapa alasan yang mendorong perusahaan melaksanakan tanggung jawab sosialnya, diantaranya:

1. Alasan sosial
Perusahaan melaksanakan CSR untuk memenuhi tangggung jawab sosial kepada masyarakat. Sebagai pihak luar yang beroperasi di wilayah orang lain, perusahaan dituntut untuk berlaku etis terhadap masyarakat sekitarnya. Perusahaan harus ikut serta dalam pemenuhan kesejahteraan masyarakat dan juga menjaga lingkungan dari kerusakan yang ditimbulkan.

2. Alasan ekonomi
Motif perusahaan dalam melakukan CSR tetap berujung pada motif mencari keuntungan. Perusahaan melakukan program CSR untuk menarik simpati masyarakat dengan membangun image positif yang pada akhirnya tetap bertujuan untuk meningkatkan profit.

3.      Alasan hukum
UU PT No.40 Pasal 74 yang berisi kewajiban pelaksanaan CSR bagi perusahaan-perusahaan yang terkait dengan sumber daya alam memperkuat pernyataan perusahaan melakukan CSR karena alasan hukum. CSR dilakukan perusahaan karena adanya tuntutan yang jika tidak dilakukan akan dikenai sanksi atau denda. Adapun isi dari pasal tersebut antara lain :
a.       Ayat 1, menjelaskan bahwa perseroan menjalankan kegiatan usahanya di bidang yang berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan.
b.      Ayat 2, menjelaskan bahwa tanggung jawab sosial dan lingkungan itu merupakan kewajiban perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran.
c.       Ayat 3, menggariskan perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana pasal 1 dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
4.      Moralitas
 Perusahaan harus bertanggung jawab kepada banyak pihak yang berkepentingan terutama terkait dengan nilai-nilai moral dan keagamaan yang dianggap baik oleh masyarakat. Hal tersebut bersifat tanpa mengharapkan balas jasa.
5.      Pemurnian Kepentingan Sendiri
Perusahaan harus bertanggung jawab terhadap pihak-pihak yang berkepentingan karena pertimbangan kompensasi. Perusahaan berharap akan dihargai karena tindakan tanggung jawab mereka baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
6.      Teori Investasi
Perusahaan harus bertanggung jawab terhadap stakeholder karena tindakan yang dilakukan akan  mencerminkan kinerja keuangan perusahaan.
7.      Mempertahankan otonomi
Perusahaan harus bertanggung jawab terhadap stakeholder untuk menghindari campur tangan kelompok-kelompok yang ada didalam lingkungan kerja dalam pengambilan keputusan manajemen.
Di Indonesia, keberadaan peraturan ini justru membuat makna CSR semakin bias. CSR bukan lagi sebagai tanggung jawab sosial yang bersifat sukarela dari perusahaan bagi masyarakat sekitar namun berubah menjadi suatu keterpaksaan. Apapun alasannya, hendaknya perusahaan tetap berpijak pada prinsip dasar dari CSR itu sendiri.
2.3    Klasifikasi Masalah Sosial Yang Mendorong Tanggung Jawab Sosial Dalam Suatu Perusahaan
1)      Penerapan Manajemen Orientasi Kemanusiaan.
Prosedur administrasi serta jenjang kewenangan yang berbelit-belit sering menyebabkan tekanan batin bagi para pebisnis maupun pihak lain yang berhubungan. Hubungan yang kurang manusiawi pun kerap terjadi antara perusahaan dengan pihak luar.
Penerapan manajemen akan menimbulkan hubungan yang serasi, selaras, dan seimbang antara pelaku bisnis dan dari pihak luar. Manfaat tersebut adalah, sebagai berikut :
a.       Peningkatan modal kerja karyawan yang berakibat membaiknya semangat dan produktivitas kerja.
b.      Adanya partisipasi bawahan dan timbulnya rasa ikut memiliki sehingga tercipta kondisi manajemen parsitipatif.
c.       Penurunan absen karyawan yang disebabkan kenyamanan kerja sebagai hasil hubungan kerja yang menyenangkan dan baik.
d.      Peningkatan mutu produksi yang diakibatkan oleh terbentuknya rasa percaya diri karyawan.
e.       Kepercayaan konsumen yang meningkat dan merupakan modal dasar bagi perkembangan
selanjutnya dari perusahaan.
2)      Ekologi dan gerakan pelestarian lingkungan.
Ekologi, yang menitikberatkan pada keseimbangan antara manusia dan alam lingkungannya banyak dipengaruhi oleh proses produksi. Contohnya, maraknya penebangan hutan sebagai bahan dasar industri, perburuan kulit ular, penangkapan ikan dengan menggunakan bahan peledak.
3)      Penghematan energi.
Pengurasan secara besar-besaran energi yang berasal dari SDA yang tidak dapat dipengaruhi seperti batubara, minyak, dan gas telah banyak terjadi. Kesadaran bahwa SDA tersebut tidak dapat diperbaharui telah mendorong dilaksanakannya proses efisiensi serta mencari pengganti sumber daya tersebut, yang diantaranya adalah pemanfaatan tenaga surya, nuklir, angin air serta laut.
4)      Partisipasi pembangunan bangsa.
Kesadaran masyarakat pebisnis terhadap suksesnya pembangunan sangat diperlukan. Dengan adanya kesadaran tersebut, akan membantu pemerintah untuk menangani masalah pengangguran dengan cara ikut melibatkan penggunaan tenaga kerja yang ada.
5)      Gerakan konsumerisme.
Awal perkembangannya tahun 1960-an di Negara Barat yang berhasil meberlakukan Undang-undang Perlindungan Konsumen.
Berikut adalah Tujuan dari gerakan konsumerisme ini adalah :
a)      Memperoleh perhatian dan tindakan nyata dari kalangan bisnis terhadap keluhan
konsumen atas praktek bisnisnya.
b)      Pelaksanaan strategi advertensi atau periklanan yang realistic dan mendidik serta tidak menyesatkan masyarakat.
c)      Diselenggarakan panel-panel disuksi antara wakil konsumen dengan produsen.
d)     Pelayanan purna jual yang lebih baik.
e)      Berjalannya proses public relation (PR) yang lebih menitikberatkan pada kepuasan konsumen daripada promosi semata.
2.4    Manfaat Dilakukannya Tanggung Jawab Sosial Dalam Perusahaan
Adapun manfaat yang didapatkan akibat dari dilakukannya tanggung jawab social dalam suatu perusahaan, yaitu sebagai berikut :
l      Manfaat bagi Perusahaan
Tanggung jawab sosial perusahaan tentunya akan menimbulkan citra positif perusahaan di mata masyarakat dan pemerintah.Manfaat bagi Masyarakat
l      Manfaat bagi Masyarakat
Selain kepentingan masyarakat terakomodasi, hubungan masyarakat dg perusahaan akan lebih erat dlm situasi win-win solution.
l      Manfaat bagi Pemerintah
Dalam hal ini pemerintah merasa memiliki partner dalam menjalankan misi sosial dari pemerintah dalam hal tanggung jawab sosial.

2.5  Bentuk-Bentuk Tanggung Jawab Sosial Dalam Suatu Perusahaan
Penjabaran dari kepedulian sosial dari suatu bisnis berbentuk pelaksanaan tanggung jawab sosial bisnis. Itu dapat dilihat bahwa semakin tinggi tingkat kepedulian sosial suatu bisnis maka semakin meningkat pula pelaksanaan praktek bisnis etik dalam masyarakat.
Beberapa bentuk pelaksanaan tanggung jawab sosial yang dapat kita temui di indonesia adalah sebagai berikut :
a.      Pelaksanaan Hubungan Industrialis Pancasila (HIP).
Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) merupakan bentuk pelaksanaan yang telah banyak
dijalankan pengusaha dengan karyawannya dan dituangkan dalam buku. Dimana diatur
kewajiban dan hak masing-masing pihak. Beberpa contoh hak karyawan adalah seperti
cuti, tunjangan hari raya, dan pakaian kerja
b.      Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).
Penanganan limbah industri sebagai bagian dari produksi sebagai bentuk partisipasi
menjaga lingkungan
c.       Penerapan Prinsip Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (k3)
Penekanan pada faktor keselamatan pekerja dengan mempergunakan alat-alat yang
berfungsi menjaga keselamatan, seperti topi pengaman, masker pelindung maupun yang lainnya.
d.      Perkebunan Inti Rakyat (PIR).
Sistem perkebunan yang melibatkan perkebunan besar milik negara dan kecil milik
masyarakat. Perkebunan besar berfungsi sebagai inti dan motor penggerak perkebunan
dimana semua bahan bakunya diambil dari perkebunan kecil disekitarnya yang
berfungsi sebagai plasma.
e.       Sistem Bapak Angkat-Anak Angkat.
Sistem ini melibatkan pengusaha besar yang mengangkat pengusaha kecil/menengah
sebagai mitra kerja yang harus mereka bina. terkadang hal ini menyebabkan masalah
kepada pengusaha besar, oleh karena itu dibutuhkan kesadaran tinggi dalam
pelaksanaannya.

BAB III
PENUTUP
3.1.  Kesimpulan
1.      Tanggung Jawab Sosial (CSR) adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya (namun bukan hanya) perusahaan adalah memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan.
2.      Ada beberapa alasan yang mengakibatkan dilakukannya tanggung jawab social yaitu Alasan sosial , Alasan ekonomi , Alasan hukum , Moralitas , Pemurnian Kepentingan Sendiri, Teori Investasi , Mempertahankan otonomi.
3.      Klasifikasi tanggung jawab social dalam suatu perusahaan yaitu Penerapan Manajemen Orientasi Kemanusiaan, Ekologi dan gerakan pelestarian lingkungan, Penghematan energy, Partisipasi pembangunan bangsa, Gerakan konsumerisme.
4.      Tanggung jawab social yang dilakukan dalam suatu perusahaan memberikan suatu manfaat bagi perusahaan itu sendiri, bagi pemerintah dan bagi masyarakat.
5.      Bentuk-bentuk tanggung jawab social dalam suatu perusahaan yaitu Pelaksanaan Hubungan Industrialis Pancasila (HIP), Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), Penerapan Prinsip Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (k3), Perkebunan Inti Rakyat (PIR), Sistem Bapak Angkat-Anak Angkat.

3.2.  Saran
Setelah membaca makalah ini diharapkan setiap orang atau mahasiswa dapat memahami materi  Dorongan Tanggung Jawab Sosial Daam Suatu Bisnis serta dapat mengimplementasikan di dunia usaha.  







DAFTAR PUSTAKA








Artikel ETIKA dan TANGGUNG JAWAB SOSIAL

APAKAH ETIKA MANAJEMEN ITU?
Etika adalah hal yang sulit di jelaskan dengan cara yang pasti. Dalam konteks umum, etika (ethics) adalah kode prinsip dan nilai moral yang membangun perilaku seseorang atau sebuah kelompok yang berhubungan dengan benar dan salah.
Dilema etis ( ethical dilemma) muncul dalam situasi yang menyangkut benar atau salah ketika nilai-nilai menjadi pertentangan.Individu yang harus membuat pilihan etis dalam sebuah organisasi disebut agen moral. Berikut ini adalah dilema yang mungkin akan di hadapi manajer dalam sebuah perusahaan.
1. Perusahaan anda memerlukan screening dafar pengawasan teroris untuk semua pegawai baru, yang kurang lebih akan memakan waktu 24 jam sejak perintah itu diberikan.
2. Sebagai seorang manajer penjualan yang bekerja di perusahaan farmasi yang besar, anda di minta untuk mempromosikan obat baru dengan harga 2500 dolar per dosis.
3. Perusahaan Anda berharap untuk membangun kantor cabang manufaktur yang baru di luar negeri.
4. Anda telah bekerja sama dengan manajer, yang juga merupakan teman anda, dalam sebuah proyek penting.
KRITERIA PENGAMBILAN KEPUTUSAN YANG ETIS
Manajer-manajer yang berhadapan dengan jenis-jenis pilihan etis yang sulit ini sering kali mendapat keuntungan dari strategis nurmatif. Etika normative menggunakan beberapa pendekatan untuk menggambarkan nilai-nilai dalam membimbing pengambilan keputusan yang etis.

Pendekatan Bermanfaat
Pendekatan bermanfaat (utilitarian approach) yang di dukung oleh filsuf abad kesembilan belas, Jeremy Bentham dan John Stuart Mill, menyatakan bahwa perilaku moral menghasilkan kebaikan yang paling besar bagi jumlah yang lebih besar.
Misalnya, pendekatan bermanfaat akan meyakinkan bahwa merupakan tindakan yang benar secara moral untuk mendorong satu orang dan membahayakannya demi menyelamatkan lima nyawa.
Pendekatan Individualisme
Pendekatan individualisme (individualism approach) mengatakan bahwa suatu tindakan dianggap pantas ketika tindakan tersebut mengusung kepentingan terbaik jangka panjang seorang individu.
Individualisme diyakini dapat membawa kejujuran dan integritas karena individualisme berjalan sangat baik dalam jangka yang panjang. Pembohongan dan penipuan yang dilakukan untuk kepentingan diri dengan segera hanya akan menyebabkan rekan bisnis berbalik membohongi dan menipu kita. Oleh karenanya,individualisme pada akhirnya mengarah pada perilaku terhadap orang lain yang standar perilaku yang orang-orang inginkan terhadap mereka.
Pendekatan Hak-hak Moral
Pendekatan hak-hak moral (moral-righ approach) menyatakan bawa umat manusia memiliki hak asasi dan kebebasan yang tidak bias direbut oleh keputusan satu individu.

Enam hak-hak moral harus dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan :
1. Hak persetujuan bebas
2. Hak atas privasi
3. Hak kebebasan hati nurani
4. Hak atas proses hak
5. Hak atas hidup dan keamanan
6. Hak untuk bebas berpendapat

Pendekatan Keadilan
Pendekatan keadilan (justice approach) menyatakan bahwa keputusan moral harus didasarkan pada standar-standar keadilan,kejujuran,dan ketidakberatsebelahan. Tiga jenis keadilan haruslah di perhatikan oleh para manajer.
Keadilan distributife (distributive justice) mengharuskan bahwa perlakuan yang berbeda terhadap orang-orang tidaklah didasarkan pada karakteristik kesewenang-wenangan.
Keadilan procedural (procedural justice) mengharuskan bahwa peraturan didirikan dengan adil. Peraturan harus dengan jelas diberikan dan dijalankan secara konsisten dan tidak berat sebelah.
Keadilan kompensasi ( compensatory justice) mengatakan bahwa individu harus diberikan kompensasi atas cedera yang dideritanya yang disebabkan oleh pihak yanh bertanggung jawab.

PILIHAN-PILIHAN ETIS SEORANG MANAJER
Salah satu cirri pribadi yang penting adalah tahap pngembangan moral.
Pada tingkatan prekonvensional, setiap individu mementingkan penghargaan dan hukuman pada pihak luar dan mematuhi pihak berwenang untuk menghindari konsekuensi yang akan mengganggu dirinya.
Ditingkat dua yang disebut tingkatan konvensional, orang-orang belajar untuk mengonfirmasi pengharapan akan perilaku yang baik sebagaimana yang ditentukan oleh rekan kerja, keluarga, teman, dan masyarakat. Memenuhi kewajiban sosial dan interpersonal adalah hal yang penting. Kerja sama kelompok kerja adalah sikap yang dipilih untuk mencapai tujuan orgaisasi, dan manajer menggunakan gaya kepemimpinan yang mendorong hubungan interpersonal dan kerja sama.
Pada tingkatan poskonvensional, individu diarahkan oleh serangkaian ilai-nilai internal yang berdasarkan pada prinsip-prinsip keadilan dan hak internasional dan bahkan tidak akan mematuhi peraturan atau hukum yang melanggar prinsip-prinsip ini.

Apakah Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Itu?
Tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility-CSR) adalah kewajiban manajemen untuk membuat pilihan dan melakukuan tindakan yang akan berperan terhadap kesejahteraan dan kepentingan masyarakat serta organisasi.
Pemangku Kepentingan dalam Organisasi
Dari sudut pandang tanggung jawab sosial, organisasi-organisasi yang tercerahkan memandang lingkungan internak dan eksternal sebagai beragamnya pemangku kepentingan.
Pemangku kepentingan (stakeholders) adalah kelompok apapun yang berada di dalam maupun di luar organisasi yang memiliki andil dalam kinerja organisasi.
Kinerja organisasi memengaruhi pemangku kepentingan, tetapi pemangku kepentingan dapat juga sangat memengaruhi kinerja dan kesuksesan organisasi.
Dasar Piramida
Konsep dasar piramida (bottom of the pyramid concept-BOP) yang terkadang disebut juga kaki piramida, menyatakan bahwa perusahaan dapat mengurangi kemiskinan dan penyakit sosial lainnya, sekaligus tetap memperoleh keuntungan, dengan menjual barang pada orang-orang termiskin di dunia.

Di bawah ini adalah contoh dari perusahaan yang telah mempraktikan aktivitas dasar piramida selama lebih dari seratus tahun:
Penjualan Lifebuoy telah naik dengan tajam semenjak dilaksanakannya kampanye tersebut, dengan di bantu oleh pengenalan batang sabun yang lebih kecil seharga 5 rupe (sekitar 12 sen). Sama pentingnya, ucap kepala Hindustan Lever Harist Manwani, kampanye ini telah mencapai sekitar 80 juta oang miskin pedesaan dengan edukasi tentang bagaimana mencegah kematian yang tiada gunanya.

ETIKA KETAHANAN
Ketahanan (sustainability) mengacu pada perkembangan ekonomi yang menghasilkan kekayaan dan memenuhi kebutuhan generasi saat ini sekaligus menjaga lingkungan agar generasi masa depan dapat memenuhi kebutuhan mereka juga.
MENGEVALUASI TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
Model ini mencirikan bahwa tanggung jawab sosial keseluruhan dari perusahaan dapat di bagi ke dalam empat criteria utama: tanggung jawab ekonomi, hukum, etika, dan kebijaksanaan. Keempat kriteria ini saling sesuai untuk membentuk keseluruhan kemampuan perusahaan dalam bereaksi terhadap sosial.
Kriteria pertama dari tanggung jawab sosial adalah tanggung jawab ekonomi.
Tanggung jawab ekonomi,yang paling ekstrimnya, disebut pandangan pemaksimalan keuntungan, yang diusung oleh peraih Nobel di bidang ekonomi, Milton Friedman.
Tanggung jawab hukum, menenukan apa yang dianggap masyarakat sebagai sesuatu yang penting berhubungan dengan perilaku yang pantas dilakukan oleh perusahaan.Organisasi yang melanggar hukum dengan sengaja merupakan perusahaan yang buruk dalam kategori ini.
Tanggung jawab etika terdiri atas perilaku-perilaku yang tidak bisa ditempatkan kedalam ranah hukum dan mungkin tidak berhubungan dengan kepentingan ekonomi perusahaan secara langsung. Perilaku yang tidak etis muncul ketika keputusan memungkinkan seorang individu atau sebuah perusahaan untuk mendapat keuntungan dengan mengorbankan orang lain atau seluruh masyarakat.
Tanggung jawab diskresionari (discretionary responsibility) benar-benar bersifat suka rela dan di bimbing oleh hasrat perusahaan untuk memberikan kontribusi sosial yang tidak dimandatkan oleh ekonomi, hukum, atau etika. Tanggung jawab diskresinari adalah kriteria terbesar dari tanggung jawab sosial karena aktivitasnya lebih besar dari pengharapan masyarakat dalam kontribusi terhadap kesejahteraan masyarakat.
MENGATUR ETIKA DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
Kepemimpinan yang beretika berarti bahwa manajer berlaku jujur dan dapat di percaya,adil dalam bekerja bersama pegawai dan pelanggan, dan beretika dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan profesionalnya.
Manajer uga dapat menerapkan mekanisme organisasi dalam membantu pegawai dan perusahaan untuk tetap berada di jalur yang beretika. Beberapa mekanisme utama adalah kode etik, struktur etis, dan ukuran-ukuran yang dapat melindungi orang-orang yang memberikan informasi tentang adanya perilaku yang tidak patut (whistle-blower).
KODE ETIK
Kode etik (code of ethics) adalah pernyataan resmi dari nilai-nilai yang di anut oleh perusahaan yang berkaitan
Dengan persoalan etika dan sosial; kode etik menyampaikan pada para pegawai akan apa yang di bela oleh perusahaan mereka. Kode etik cenderung ada dalam dua jenis:
Pernyataan yang berdasarkan prinsip
Pernyataan yang berdasarkan kebijakan
STRUKTUR ETIS
Stuktur etis mewakili beragam system,posisi, dan program yang dapat dilaksanakan oleh perusahaan untuk menerapkan perilaku beretika.
Komite etika (ethics commite) adalah kelompok eksekutif yang di tunjuk untuk mengawasi etika perusahaan. Program pelatihan etika, juga membantu pegawai untuk mengatasi persoalan etika dan menerjemahkan nilai-nilai yang dinyatakan dalam kode etik ke dalam perilaku sehari-hari.
Whistle-Blowing
Penyingkapan yang dilakukan pegawai mengenai praktik-praktik illegal,amoral, atau tidak sah yang dilakukan oleh organisasi disebut whistle-blowing.
Whistle blower sering kali melaporkan tindakan kejahatan pada pihak luar,seperi agen perundangan,senator,atau wartawan surat kabar.
Kasus Bisnis tentang Etika dan Tanggug Jawab Sosial
Secara alami, hubungan antara etika dan tanggung jawab sosial perusahaan dengan kinerja keuangannya berkaitan dengan manajer dan gelar sarjana manajemennya. Sejumlah penelitian, yang dilakukan untuk menentukan apakah etika dan tanggung jawab sosial yang dijunjung tinggi meningkatkan atau menurunkan kinerja keuangan, telah memberikan hasil-hasil yang beragam tetapi secara umum menemukan hubungan yang positif antara tanggung jawab sosial dengan kinerja keuangan.penggunaan sumber daya bagi etika dan tanggung jawab sosial tidak akan mencelakai perusahaan.
Para peneliti menemukan,misalnya, bahwa orang-orang lebih memilih untuk bekerja di perusahaan yang menunjukkan tingkat etika dan tanggung jawab sosial yang tinggi; karenanya, organisasi-organisasi yang beretika dan bertanggung jawab ini dapat menarik dan mempertahankan pegawai-pegawai yang berkualitas tinggi.